Cari Blog Ini

Jumat, 05 Juni 2015

Pengendalian penyakit tanaman cabe secara terpadu

 
 
  Foto Ilustrasi

Mulai dari persemaian, penanaman dan panen tanaman cabe selalu menghadapi gangguan dari berbagai jenis Organisme pengganggu tanaman (OPT). Penyakit merupakan salah satu OPT yang banyak menyerang tanaman cabe. Berbagai jenis penyakit tanaman ini merlukan pengendalian agar tanaman tetap tumbuh dan berkembang dengan baik sehingga tanaman dapat berproduksi semaksimal mungkin. Pengendalian juga diharapkan dapat menekan gangguan tersebut sehingga risiko kegagalan maupun kerusakan dapat dikurangi.


Salah satu konsep pengendalian terhadap gangguan OPT yang sampai sekarang dipandang sebagai konsep yang paling baik adalah pengendalian OPT secara terpadu.
Berdasarkan konsep pengendalian secara terpadu, pestisida merupakan salah satu teknik atau komponen pengendalian secara kimiawi. Pestisida ini bukanlah obat melainkan bahan racun yang berbahaya bagi manusia,hewan peliharaan dan lingkungan bila salah dalam penggunaanya. Oleh karena itu dalam penggunaan pestisida harus tepat dosis,tepat waktu, tepat cara, tepat sasaran dan tepat guna.


Perlu juga dipahami, pada saat memindahkan,mengencerkan dan menyemprotkan pestisida perlu menggunakan pakaian pelindung berupa baju berlengan panjang, celana panjang, sarung tangan, penutup muka (masker), topi dan sepatu. penyemprotan jangan melawan arah angin. Saat penyemprotan yang paling baik adalah pagi hari dari pukul 07.00 – 10.30 atau sore hari pukul 15.30 – 17.00.
Beberapa penyakit tanaman yang sering menyerang tanaman cabe antara lain penyakit rebah semai (dumping off), layu fusarium, layu bakteri, antraknosa (patek),busuk phytopthora, bercak daun, busuk kuncup / teklik, bercak bakteri, penyakit tepung dan penyakit akibat virus.
Rebah Semai (dumping off).
Rebah semai (dumping off) merupakan penyakit yang pertama kali menyerang tanaman cabe. Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Pythium debarianum Hese. dan Rhizoctonia solani Kuhn. Cendawan ini tergolong patogen luar tanah yang menyerang pada suhu rendah dan tanah masam. Apabila bongkahan tanah tersebut dibuka sering terlihat miselium dari cendawan. Serangan di persemaian ditandai dengan bibit tidak berkecambah atau bibit tiba-tiba rebah, lalu mati. Apabila diperhatikan maka pada pangkal batang terdapat infeksi dari cendawan berwarna cokelat hitam, kebasah-basahan, mengerut, yang menyebabkan tanaman mati.

Penyakit rebah semai dapat dikendalikan dengan cara sebagai berikut :
  1. Perlakuan benih dengan perendaman selama 4 – 6 jam pada air hangat yang telah diberi fungisida Previcur N dengan konsentrasi 1,5 ml per liter air dan Derosal 2 gr per liter air.
  2. Sterilisasi media semai dengan Basamid G.
  3. penyemprotan fungisida secara berseling antara fungisida kontak dan sistemik pada persemaian berumur 14 hari.  Fungisida yang biasa digunakan adalah Vitigram Blue 0,5 – 1,0 g per liter diselingi dengan Previcur N 1,0 – 1,5 ml per liter air.
Untuk jenis – jenis penyakit pada tanaman cabe yang lain akan dibahas lebih lanjut pada tulisan-tulisan selanjutnya (Sumber tulisan : Agribisnis Cabai Hibrida,  oleh Ir. Final Prajnanta,penerbit Penebar Swadaya, 1995).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar