Cari Blog Ini

Senin, 08 Juni 2015

Perhatikan Hal Ini, Bila Ingin Membudidayakan Udang di Air Tawar

Anda bisa menggunakan udang Vaname

 

ISTIMEWA

 Siapa yang tak tahu udang ? Yaa, komoditi ini merupakan bahan pangan yang banyak disukai oleh berbagai kalangan. Bahkan, bila Anda pergi ke sebuah resto berbasis sea food, menu udang selalu tercantum di dalamnya. Adanya situasi tersebut, tak pelak membuat usaha budidaya udang kian bersinar. Lalu bagaimana cara membudidayakan udang di air tawar ?

Untuk membudidayakan udang di air tawar, Anda bisa memilih udang jenis Vaname. Meski jenis ini merupakan udang yang hidup di air payau, namun udang jenis ini juga bisa dibudidayakan di air tawar lho. Bagaimana caranya ? Udang Vaname ini dapat dibudidayakan di media air tawar dengan 2 metode yakni secara tradisional ataupun semiintensif. Selain itu, budidaya udang vaname di air tawar juga memiliki beberapa keunggulan diantaranya, mengurangi resiko udang terjangkit penyakit yang disebabkan oleh virus dan bakteri, yang banyak menginfeksi udang di perairan air payau. Berikut ini beberapa tips yang bisa Anda gunakan untuk membudidayakan udang Vaname di air tawar.

1. Persiapan Tambak

Pertama dilakukan proses pengeringan tambak selama 7-10 hari, sampai tanah terlihat pecah-pecah. Itu dilakukan untuk memutus siklus hidup pathogen dan mengurai gas beracun H2S. Setelah itu, dilakukan proses pembalikan tanah agar fitoplankton dapat tumbuh sebagai pakan alami udang vaname. Selain itu, perlu juga dilakukan pengukuran pH air, apabila pH kurang dari 6,5 maka perlu dilakukan proses pengapuran.

2. Pemupukan dan Pengisian Air

Pemupukan dilakukan setelah proses pengeringan dan pengapuran. Pupuk yang digunakan adalah pupuk Urea 150 Kg/ha dan pupuk kandang 2.000 Kg/ha. Setelah itu, dilakukan pengisian air dengan kedalaman 1 meter atau kurang di petak pembesaran. Biarkan air selama 2-3 minggu sampai siap untuk proses selanjutnya yaitu penebaran bibit udang vaname.

3. Pemilihan Benih

Benih yang digunakan untuk budidaya udang Vaname ini adalah benih jenis PL10-PL12 yang mendapatkan sertifikasi SPF (Specific Pathogen Free). Benih harus tampak bagus tanpa cacat mempunyai ukuran seragam, berenang melawan arus, insang sudah berkembang dan usus terlihat jelas.

4. Penebaran Benih

Sebelum ditebar, benih udang vaname perlu melalui proses aklimitasi karena hal ini sangat berpengaruh pada daya tahan udang ini saat proses pembenihan dan pemeliharaan. Caranya menyiram kantung tempat benih dengan air tambak dan diapungkan ditambak selama 15-20 menit. Setelah itu dibuka dan dimiringkan pelan-pelan agar benih udang keluar dan benih udang vaname sebaiknya ditebar pada siang hari.

5. Pemberian Pakan

Pakan yang biasa dianjurkan pada panduan cara ternak udang di Indonesia adalah pelet yang mengandung 30% protein. Jumlah pakan yang diberikan dipengaruhi oleh umur udang atau menggunakan pedoman ABW. Pemberian pakan dilakukan sebanyak 4-5 kali sehari. Selain umur banyaknya pakan dipengaruhi oleh kondisi tanah tambak kualitas air dan tingkat kesehatan udang.

6. Pemeliharaan

Langkah pemeliharaan pertama adalah kontrol tingkat salinitas, salinitas air yang baik adalah 10-25 ppt. Selain itu pemeriksaan pH air dan tanah secara berkala bila kurang dari 7,5 maka perlu dilakukan proses pengapuran tambahan. Sebelum udang berumur 60 hari perlu juga diperiksa tinggi air dan dilakukan pengisian air dengan salinitas yang disebutkan diatas bila air kurang karena proses penguapan.

7. Pengendalian Hama

Hama yang menyerang tambak udang vaname biasanya adalah hewan-hewan yang hidup disekitar tambak seperti burung, ketam, ikan liar dan pengerek. Untuk ketam dan pengerek yang biasanya melubangi pematang disekitar tambak dan kita bisa memasang pagar plastik untuk mencegah hewan ini masuk. Ikan liar bisa dibasmi dengan saponin sedangkan burung kita perlu mengontrol tambak sesering mungkin.

8. Pengendalian Penyakit

Pengendalian penyakit yang tepat dilakukan bersamaan dengan proses pembibitan dan pemeliharaan. Bila kita melakukan proses pemeliharaan dengan baik maka penyakit tidak akan menyerang udang. Selain itu kita juga perlu melakukan pemeriksaan fisik udang dan tes Polymerase Chain Reaction (PCR) dilaboratorium agar penyakit udang yang menyerang bisa terdeteksi.

9. Pemanenan

Proses pemanenan dilakukan setelah udang vaname berumur 120 hari dan mencapai berat yaitu 50 ekor/kg. Bila udang sudah mencapai berat tersebut sebelum 120 hari maka pemanenan bisa dilakukan. Pemanenan dilakukan pada waktu malam hari untuk mempertahankan kualitas udang 2-4 hari. Sebelum pemanenan tambak diberi kapur dolomite 80 kg/ha dan mempertahankan ketinggian air untuk mencegah proses molting. Bila kita melakukan teknik beternak udang vaname dengan benar maka hasil yang kita dapatkan akan sangat memuaskan.

Sukses selalu....
Penulis : Puput Indah Lestari
Editor : Christophorus Aji Saputro

Tidak ada komentar:

Posting Komentar