Cari Blog Ini

Senin, 08 Juni 2015

Tiga Jenis Penyakit Ini Bisa Mengganggu Produksi Buah Kopi, Apa Saja?





Dalam budidaya tanaman kopi, dikenal berbagai penyakit yang mengganggu tumbuh kembang tanaman dalam mencapai produksi buah yang optimal. Penyakit-penyakit tersebut timbul dari inveksi patogen baik dari jenis jamur, nematoda, bakteri maupun virus.
Berikut adalah 3 jenis penyakit yang sering menjangkiti tanaman kopi, tentunya kami juga memberikan cara menanggulanginya. Semoga bermanfaat ya!
1. Bercak Daun Kopi
Penyebab bercak daun adalah cendawan Cercospora coffeicola. Ia memiliki konidium berukuran pendek meski ada pula yang panjang. Bercak daun dapat bukan hanya dapat menyerang daun, melainkan juga buah. Pada daun yang sakit timbul bercak, mula-mula berwarna kuning tapi bercak dikelilingi halo berwarna kuning. Pembusukan pada bagian yang bercak dapat sampai ke biji sehingga dapat menurunkan kualitas. Buah yang terserang bercak ini dalam proses pembuatan kopi luwak biasanya langsung diafkir.
Pengendalian penyakit ini secara kultur teknis dilakukan dengan memberi naungan yang cukup, pemupukan berimbang, dan mengurangi kelembaban kebun melalui pemangkasan dan pengendalian gulma. Sedangkan secara kimiawi,bercak daun dikendalikan melalui penyemprotan dengan Bavistin 50 WP, Cupravit OB 21, Dithane M 45 80 WP, dan Delsene MX 200 sesuai dosis anjuran.
2. Karat daun kopi
Penyakit karat daun disebabkan oleh jamur Hemileia vastatrix. Urediospora H. vastatrix berbentuk seperti ginjal, bagian dorsal seperti beduri, sedangkan bagian ventral rata dan halus. Penyakit karat daun terutama menyerang kopi Arabika yang ditanam pada dataran rendah. Daun kopi yang terserang biasanya timbul bercak yang awalnya berwarna kuning lalu berubah cokelat. Pada sisi bawah permukaan daun yang terserang bercak terdapat tepung berwarna orange dan jingga. Serangan karat daun dapat terjadi pada bibit ataupun pada areal pertanaman kopi.
Penyakit karat daun dapat dikendalikan melalui pengendalian hayati dengan menanam beberapa varietas kopi yang toleran, seperti S 1934, S 795, USDA 62, dan Kartika. Sedangkan secara kultur teknis, penyakit ini dapat dikendalikan dengan cara memperkuat kekebalan tanaman melalui pemupukan, pemangkasan, dan pemberian naungan yang optimal. Sedangkan secara kimia, karat daun dikendalikan melalui penyemprotan fungisida kontak seperti Cupravit OB 21 atau fungisida sistemik seperti Anvil 50 SC, Tilt 250 ES, Bayleton 250 EC, atau Sumiate 2,5 WP dengan dosis sesuai anjuran.
3. Jamur Upas
Penyakit jamur upas disebabkan oleh jamur Corticium salmonicocor. Jamur ini mempunyai basidium yang tersusun paralel pada stadium kortisium. Cabang atau ranting yang terserang biasanya layu mendadak. Serangan dapat dimulai pada cabang yang ada di bawah, tengah ataupun ujung pohon.
Pengendalian penyakit jamur upas dilakukan dengan memotong batang atau cabang yang terserang yang ukurannya masih kecil (diameter < 1 cm) pada 10 cm di bawah pangkal di bagian yang sakit. Potongan-potongan cabang dan batang yang sakit dikumpulkan kemudian dibakar.
Sedangkan apabila batang atau cabang sakit yang ukurannya sudah cukup besar, bagian yang sakit diolesi dengan fungisida Colixin RM atau Copper Sandoz sesuai dosis anjuran. Namun bila serangannya sudah dalam taraf lanjut, batang atau cabang yang terserang sebaiknya dipotong, sisa cabang atau batang yang dipotong dioles dengan fungisida Copper Sandoz atau Colixin RM sesuai dosis anjuran. (sumber : kopiluwakasli99)
Penulis : Agung Rahmadsyah
Editor : Riana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar